Kabar duka menyelimuti dunia bulu tangkis Indonesia. Legenda bulu tangkis nasional, Iie Sumirat, telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Legok Ciseureuh, Kota Bandung, pada Rabu (23/7/2025). Pahlawan Piala Thomas 1976 dan 1979 ini wafat pada Selasa (22/7) pukul 19.30 WIB akibat komplikasi penyakit yang dideritanya selama satu tahun terakhir.
Putra mendiang, Yayang Tryawan, menjelaskan bahwa kondisi kesehatan ayahnya mulai menurun setelah mengalami cedera tendon kaki yang tidak disadari saat masih aktif melatih. “Awalnya dari tendon yang putus, tapi bapak masih terus melatih. Lama-kelamaan merambat ke atas, sampai ke paru-paru, dan akhirnya jadi komplikasi,” tutur Yayang. Ia menambahkan bahwa sang ayah sempat dirawat intensif di ruang ICU selama delapan hari sebelum mengembuskan napas terakhirnya.
Di mata keluarga, Iie Sumirat dikenang sebagai sosok ayah yang tegas namun penuh kasih sayang. “Sosok bapak itu tegas, tapi nggak pernah marah. Baik ke semuanya, ya seperti orang tua pada umumnya,” kenang Yayang. Pihak keluarga mengaku sangat bangga dengan warisan yang ditinggalkan almarhum, baik sebagai atlet maupun pelatih yang sukses mencetak juara dunia seperti Taufik Hidayat.
Semasa hidupnya, Iie Sumirat merupakan salah satu pilar kejayaan bulu tangkis Indonesia di era 1970-an. Ia menjadi bagian penting dari skuad Indonesia saat menjuarai Piala Thomas pada edisi 1976 dan kembali menjadi andalan sebagai tunggal utama saat mempertahankan gelar pada 1979. Di nomor perorangan, ia juga berhasil meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia edisi perdana tahun 1977.