Abcmarathinews.com – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dengan tegas membantah kabar yang menyebutkan bahwa eks lokalisasi Dolly di kawasan Putat Jaya, Sawahan, kembali beroperasi. Bantahan ini muncul menyusul penggerebekan yang dilakukan pihak kepolisian di sebuah rumah kos di sekitar area tersebut, yang diduga menjadi tempat praktik prostitusi.
Eri menjelaskan bahwa penindakan yang dilakukan aparat kepolisian bukan menyasar langsung area eks lokalisasi Dolly, melainkan sebuah rumah kos yang berada di sekitarnya. "Itu bukan di Dolly-nya, tapi di tempat kos-kosan, bukan di tempat Dolly-nya. Kalau Dolly-nya clear, aman," ujarnya.
Meskipun demikian, Eri menegaskan bahwa Pemerintah Kota Surabaya bersama kepolisian akan terus meningkatkan pengawasan secara berkelanjutan di wilayah tersebut. Patroli rutin akan terus dilakukan untuk mencegah segala bentuk kegiatan ilegal.
"Karena itulah kami selalu gerak terus (patroli), sampai sekarang nggak pernah berhenti," tegasnya. Pemantauan intensif juga akan dilakukan di berbagai titik rawan, termasuk eks lokalisasi Moroseneng dan Dolly. Eri juga meminta partisipasi aktif dari warga untuk melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan.
Terkait para terduga pelaku yang telah diamankan oleh kepolisian, Eri meminta agar sanksi tegas diterapkan bagi mereka yang terbukti terlibat dalam praktik prostitusi. "Tersangkanya sanksi berat, yang seperti ini [prostitusi] haram," pungkasnya.
Sebelumnya, Kasatsamapta Polrestabes Surabaya, AKBP Erika Purwana Putra, membenarkan bahwa anggotanya telah melakukan penggerebekan di eks lokalisasi Dolly pada Sabtu dini hari. Penggerebekan dilakukan setelah menerima laporan dari masyarakat tentang dugaan praktik prostitusi di wilayah tersebut. Dalam penggerebekan tersebut, polisi mengamankan empat orang, yang terdiri dari dua orang pekerja seks komersial (PSK) dan dua orang yang diduga sebagai muncikari. Salah satu PSK yang diamankan bahkan diketahui masih di bawah umur.
