Abcmarathinews.com – Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) mengungkapkan bahwa kericuhan di Jalan Tamansari, Bandung, melibatkan kelompok orang tak dikenal yang memicu eskalasi konflik.
Harits Nu’man, Rektor Unisba, menjelaskan bahwa aksi unjuk rasa mahasiswa di Gedung DPRD Jabar telah usai pada pukul 17.00. Massa aksi telah membubarkan diri dan kembali ke tempat masing-masing.

Namun, setelah massa aksi mahasiswa membubarkan diri, sekelompok orang tetap bertahan di lokasi. Keberadaan kelompok inilah yang diduga menjadi pemicu utama kericuhan di sekitar DPRD Jabar. Massa kemudian menyebar ke berbagai titik.
Menurut informasi yang dihimpun, massa bergerak ke Jalan Trunojoyo, Sulanjana, Taman Radio, bahkan melakukan pemblokiran jalan di Taman Radio, Purnawarman, Simpang Harian Banga, dan Jalan Tamansari.
"Di luar dugaan, massa lainnya bergerombol dari satu titik ke titik lainnya. Gerombolan inilah yang memicu informasi di media sosial bahwa aparat polisi menyerang kampus Unisba," jelas Harits. Informasi yang berkembang menjadi liar tersebut menyebutkan bahwa massa inilah yang kemudian disisir oleh aparat kepolisian di area publik, bukan area kampus Unisba.
Rektor tidak menampik kemungkinan adanya mahasiswa Unisba yang terlibat dalam kericuhan tersebut. Namun, ia memastikan bahwa aksi tersebut bukan dilakukan oleh kelompok mahasiswa terorganisir. "Aksinya tidak seperti mahasiswa, dan mereka masuk ke area kampus kami. Alhamdulillah, Allah masih menjaga kampus kami aman," ujarnya.
Terkait penembakan gas air mata, Harits memaknainya sebagai upaya kepolisian untuk membubarkan kerumunan massa yang tidak dikenal. Ia juga menegaskan bahwa saat kericuhan terjadi, tidak ada aparat TNI maupun Polri yang masuk ke area kampus.
Polda Jawa Barat sebelumnya menyatakan bahwa kelompok anarko menjadi pemicu penembakan gas air mata di Jalan Tamansari yang merembet ke area kampus Unisba dan Universitas Pasundan (Unpas). Kelompok ini diduga sengaja memprovokasi aparat dengan tujuan membenturkan petugas dengan mahasiswa.




