Abcmarathinews.com – Kota Semarang dilanda banjir dahsyat setelah hujan deras mengguyur tanpa henti. Puluhan ribu warga dilaporkan terdampak, rumah-rumah terendam, dan jalanan utama lumpuh total, mengganggu aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan data dari BPBD Kota Semarang, lebih dari 38 ribu jiwa merasakan dampak langsung dari banjir ini. Kecamatan Genuk mencatat 4.265 korban, sementara Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, mencatat angka yang lebih tinggi, yaitu 33.915 jiwa.

Kawasan seperti Bangetayu Kulon, Banjardowo, Gebangsari, dan Genuksari menjadi langganan genangan air dengan ketinggian bervariasi antara 20 hingga 60 sentimeter. Jalan Nasional Kaligawe tak luput dari terjangan banjir, dengan ketinggian air mencapai setengah meter yang menyebabkan kemacetan parah.
Menurut keterangan dari Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, sistem drainase yang buruk dan meluapnya Sungai Tenggang menjadi penyebab utama banjir ini. Area depan RSI Sultan Agung juga terendam hingga 80 sentimeter, memaksa evakuasi sejumlah pasien.
Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada laporan mengenai warga yang mengungsi. BPBD Kota Semarang bersama pemerintah daerah terus berupaya melakukan penyedotan air. Rumah Pompa Tenggang hanya mengoperasikan dua dari enam unit pompa karena sisanya masih dalam perbaikan. Bantuan pompa tambahan juga telah tiba dari BPBD Jawa Tengah dan Pusdataru.
BMKG Ahmad Yani Semarang memprediksi bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih akan terus terjadi hingga awal November. Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby ekuatorial menjadi faktor pemicu kondisi cuaca ekstrem ini.
Banjir tak hanya melanda Semarang, tetapi juga meluas hingga Kabupaten Grobogan. Ribuan rumah dan ratusan hektar lahan padi terendam banjir. Tanggul Kali Tuntang di Kecamatan Gubug jebol, mengganggu perjalanan kereta api lintas Jakarta-Surabaya.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menginstruksikan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengalihkan curah hujan dari wilayah terdampak banjir. Pesawat Cessna Caravan PK-SNM telah tiba di Bandara Ahmad Yani, Semarang, membawa 10 ton natrium klorida (NaCl) dan 2 ton kalsium oksida (CaO) untuk penyemaian awan.
Abdul Muhari menjelaskan bahwa tujuan OMC adalah mengatur agar hujan tidak turun di wilayah yang sudah tergenang, bukan untuk menghentikan hujan sepenuhnya. Operasi ini melibatkan BNPB, BMKG, BRIN, TNI AU, dan BPBD Jawa Tengah, dan dijadwalkan berlangsung selama beberapa hari, tergantung pada kondisi cuaca.
BNPB menekankan bahwa modifikasi cuaca bukanlah solusi permanen untuk mengatasi banjir. Langkah ini bersifat sementara sambil menunggu perbaikan sistem drainase, penguatan tanggul, dan normalisasi sungai di wilayah yang terdampak banjir.




