Abcmarathinews.com – Penyidik Satreskrim Polrestabes Surabaya tengah mendalami kasus dugaan pesta seks gay yang terjadi di sebuah hotel di kawasan Ngagel, Wonokromo, Surabaya. Manajemen hotel turut diperiksa intensif terkait acara bertajuk ‘Siwalan Party’ tersebut.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Herwiyanto, menegaskan bahwa proses penyidikan masih berlangsung. Pihaknya fokus menggali keterangan dari berbagai pihak hotel, mulai dari satpam, resepsionis, hingga pihak lain yang diduga terlibat. "Pihak hotel saat ini diperiksa. Mulai dari Satpam, resepsionis, sama mungkin nanti ada beberapa pihak yang lain, yang terlibat kita pastikan akan diproses," ujar Edy di Mapolrestabes Surabaya.

Penyidik terus mengumpulkan bukti dan fakta baru untuk mengungkap seluruh jaringan yang terlibat. Keterangan dari berbagai pihak terkait sangat dibutuhkan untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini. "Saat ini kami masih melakukan pemeriksaan dan pengembangan. Tadi proses hukum yang dilakukan itu tidak hanya penghukuman, tapi juga merasa prihatin terhadap fenomena sekarang ini," imbuhnya.
Pihak hotel sendiri mengklaim tidak mengetahui adanya kegiatan pesta seks tersebut sebelum penggerebekan polisi. Mereka berdalih bahwa setiap kamar yang disewa adalah area privat yang menjadi hak penuh tamu. "Dari pihak hotel yang pasti tidak tahu ya, kenapa tidak tahu, kejadian tersebut itu kan di dalam kamar gitu kan, di dalam kamar which is kamar adalah privasi semua tamu tanpa terkecuali ya, kita tidak memandang gender, kita tidak memandang umur, kita tidak memandang sosial," ungkap seorang perwakilan manajemen hotel.
Hotel juga mengaku tidak menerima laporan apapun dari warga sekitar sebelum penggerebekan. Peristiwa tersebut terjadi di dua kamar di lantai 16 yang terhubung dengan connecting door. Pihak hotel baru menyadari hal ini setelah polisi tiba di lokasi. "Ternyata si booking ini sewa dua kamar kayak yang berdekatan dan istilahnya connecting kayak gitu, jadi bisa bisa terhubung dari dalam," jelasnya.
Manajemen hotel mengakui bahwa kasus ini berdampak negatif pada citra hotel. Calon klien mungkin akan berpikir dua kali sebelum menginap. "Dampaknya cukup mengecewakan juga sih, karena ya itu ada tanggapan yang kurang sedap untuk hotel kami. Apakah nanti kalau menginap di hotel tetap aman, kayak gitu kan," ujarnya.
Meski demikian, pihak hotel berkomitmen untuk tetap menjaga privasi, keamanan, dan kenyamanan para tamu. "Kita berikan tetap kepercayaan kepada tamu untuk keamanan dan kenyamanan mereka," pungkasnya.
Sebelumnya, puluhan pria tanpa busana digerebek polisi di hotel tersebut. Mereka diduga terlibat pesta seks sesama jenis yang dilakukan secara tertutup. Penggerebekan dilakukan setelah polisi menerima laporan dari warga yang curiga dengan aktivitas mencurigakan di lantai tertentu hotel.
Sebanyak 34 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka memiliki peran yang berbeda-beda, mulai dari pendana, admin, hingga peserta.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan akan memperketat pengawasan terhadap hotel dan penginapan untuk mencegah kejadian serupa terulang. Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut melanggar norma agama dan hukum. Eri juga menginstruksikan Satpol PP untuk lebih aktif berpatroli dan menggandeng masyarakat untuk melaporkan aktivitas mencurigakan. Selain itu, Eri akan memanggil pengelola penginapan dan hotel untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga keamanan dan ketertiban.




