Abcmarathinews.com – Kasus penyitaan tas mewah dan perhiasan milik Sandra Dewi dalam pusaran korupsi timah yang melibatkan suaminya, Harvey Moeis, memasuki babak baru. Gugatan Sandra Dewi terhadap Kejaksaan Agung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memicu babak baru, dengan harapan aset-aset yang disita dapat dikembalikan, dengan alasan tidak terkait dengan kasus korupsi yang menjerat suaminya.
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat, Penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus, Max Jefferson Mokola, membeberkan sejumlah kejanggalan yang membantah klaim Sandra Dewi terkait asal-usul tas mewah dan perhiasan tersebut.
Mokola menyoroti anomali dalam klaim Sandra Dewi bahwa 88 tas mewah yang disita merupakan hasil endorsemen. Setelah memanggil pihak-pihak yang bekerja sama dengan Sandra Dewi, penyidik menemukan pola penjualan tas mewah yang tidak lazim. Sandra Dewi diduga mengambil selisih keuntungan dari penjualan tas-tas tersebut, namun anehnya, tas yang seharusnya menjadi milik pihak yang meng-endorse justru beralih kepemilikan ke Sandra Dewi setelah diposting di Instagram.
Penyidik juga menemukan bukti transfer dari Harvey Moeis ke rekening asisten Sandra Dewi, Ratih, yang digunakan untuk membeli tas. Selain itu, beberapa pemilik tas yang disebut sebagai endorsemen tidak dapat memberikan penjelasan detail mengenai identifikasi, harga, dan waktu penyerahan tas kepada Sandra Dewi. Hal ini menimbulkan keraguan atas klaim endorsemen yang diajukan oleh pihak Sandra Dewi.
Terkait perhiasan, penyidik tidak menemukan bukti pembelian seperti yang diklaim oleh Sandra Dewi. Sebelum penyitaan, perhiasan tersebut dinilai terlebih dahulu. Perhiasan yang tidak memiliki nilai ekonomis dikembalikan, sementara yang memiliki nilai ekonomis disita. Proses penilaian ini dilakukan dengan melibatkan pihak pegadaian dan disaksikan oleh penasihat hukum Sandra Dewi.
