Abcmarathinews.com – Warga adat Negeri Kaibobo di Seram Bagian Barat, Maluku, memberikan klarifikasi terkait aksi blokade jalan yang sempat mereka lakukan. Aksi tersebut ternyata bukan bentuk penolakan terhadap pembangunan Batalion TNI Kodam XVI Pattimura, melainkan protes atas keterlibatan Negeri Eti dalam proses pembebasan lahan.
Raja Negeri Kaibobo, Alex Kuhuwael, menegaskan bahwa warga adat sepenuhnya mendukung pembangunan Batalion TNI. Menurutnya, aksi blokade jalan dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap klaim batas wilayah oleh Negeri Eti atas tanah ‘tala batai’ yang merupakan wilayah adat Negeri Kaibobo.

"Kami tetap mendukung Batalion TNI baru, kami protes kemarin untuk Negeri Eti, kami tolak Negeri Eti dalam keterlibatan proses pembebasan lahan ‘tala batai’," ujarnya. Ia juga meminta warga adat dan tetua adat untuk mengawal proses pembangunan Batalion TNI yang merupakan program presiden Prabowo Subianto, karena dinilai akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Maluku, terutama bagi putra daerah yang ingin bergabung dengan TNI.
Sebelumnya, warga Negeri Kaibobo memblokade jalan dengan batang pohon besar, menyebabkan lumpuhnya akses transportasi antar kabupaten di Pulau Seram. Bupati Seram Bagian Barat, Asri Arman, dan Wakil Bupati Silfanus Kainama turun langsung menemui warga dan berjanji akan menyelesaikan persoalan lahan adat tersebut.
Pemerintah daerah berencana mengundang Kepala Desa Administrasi Waisamu, Kepala Desa Eti, dan Raja Negeri Kaibobo untuk membahas masalah lahan adat secara bersama-sama. Bupati meminta warga Kaibobo untuk menahan diri dan tidak kembali melakukan blokade jalan agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat, terutama bagi pasien yang membutuhkan perawatan.




