MPLS Jatim Lima Hari Siswa Wajib Diberi Materi Anti Judol dan Pinjol

Dinas Pendidikan Jawa Timur memperpanjang MPLS menjadi lima hari untuk menanamkan karakter RAMAH dan memberi materi baru seperti bahaya judi online dan pinjol.
MPLS 2025 Jawa Timur

Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Timur secara resmi memperpanjang durasi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) menjadi lima hari untuk tahun ajaran 2025/2026. Kepala Disdik Jatim, Aries Agung Paewai, pada Rabu (16/7) menyatakan kebijakan yang menambah durasi dari sebelumnya hanya tiga hari ini diambil untuk mengoptimalkan penanaman karakter RAMAH (Religius, Aman, Mandiri, Aktif, dan Humanis) serta pengenalan kurikulum secara lebih mendalam kepada siswa baru.

Optimalisasi Karakter dan Pengenalan Kurikulum

Perpanjangan waktu MPLS bertujuan agar kegiatan tidak sekadar menjadi formalitas. Menurut Aries, waktu lima hari memungkinkan sekolah mengenalkan lingkungan, kurikulum akademik, hingga kegiatan non-akademik secara lebih maksimal.

“Iya, perpanjangan MPLS ini kami harapkan agar penanaman karakter, pengenalan sekolah hingga kurikulum akademik maupun non-akademik bisa lebih optimal,” kata Aries.

Ia menambahkan, MPLS tidak cukup sekadar tur keliling sekolah. Lebih dari itu, kegiatan ini harus menjadi panggung bagi siswa untuk mengekspresikan bakat dan minatnya. Sejumlah sekolah bahkan mulai menerapkan Tes Potensi Akademik (TPA) di awal MPLS untuk memetakan kemampuan dan kecenderungan minat siswa, sehingga pengembangan mereka lebih terarah.

Materi Baru dan Peringatan Keras Anti Perundungan

Sejalan dengan arahan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), MPLS di Jatim juga diperkaya dengan materi edukasi yang relevan dengan tantangan era digital. Aries menegaskan, selain bahaya narkoba, siswa wajib diberikan pemahaman mengenai maraknya judi online (judol), pinjaman online (pinjol), dan isu perundungan.

“Kalau dulu kita hanya bicara bahaya narkoba, sekarang harus ditambah judi online, pinjol, dan perundungan,” tegasnya.

Disdik Jatim juga menunjukkan keseriusan dalam memerangi perundungan dengan menginstruksikan pengawasan ketat dan ancaman sanksi. “Kalau sampai masih ada bullying, kami minta ada sanksi. Bentuknya akan disesuaikan dengan tingkatan pelanggaran. Prinsipnya, harus ada efek jera,” kata Aries.

Peran Aktif Guru dan Target Akhir MPLS

Aries Agung Paewai menginstruksikan agar seluruh guru wajib turun langsung selama MPLS untuk memantau dan mendampingi siswa. Hal ini untuk memastikan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tujuan MPLS tercapai. Selain itu, diperkenalkan pula program ‘7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat’ untuk membangun disiplin, kebersihan, dan rasa hormat.

Ia berharap MPLS dapat menjadi tahap adaptasi yang penting bagi siswa baru. “Targetnya, begitu MPLS selesai, anak-anak sudah bisa mandiri, sudah nyaman dengan lingkungan sekolah dan tahu apa yang ingin mereka capai di sekolah,” pungkasnya.

Bagikan Berita

Terkait

Terkini

Follow Us

Klik untuk Ikuti kami di Google News