PONTIANAK, Abcmarathinews.com – Sejumlah sekolah di Pontianak, Kalimantan Barat, menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan beragam materi yang tidak hanya berfokus pada pengenalan lingkungan fisik. Seperti yang terpantau pada Selasa (15/7/2025), sekolah seperti SMK SMTI dan Madrasah Aliah (MA) Mujahidin turut memberikan materi wawasan kebangsaan dan kampanye stop perundungan dengan menggandeng TNI serta Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Kalbar.
Wawasan Kebangsaan dan Unjuk Bakat di SMK SMTI
Di SMK SMTI Pontianak, kegiatan MPLS dilaksanakan selama empat hari, mulai Selasa hingga Jumat. Selain mengenalkan lingkungan sekolah, para siswa baru juga mendapatkan pelatihan baris-berbaris dan wawasan kebangsaan langsung dari anggota TNI. Rangkaian kegiatan akan ditutup dengan parade ekstrakurikuler.
Menurut perwakilan sekolah, parade tersebut bertujuan untuk menjaring minat dan bakat siswa. “Nanti hari Jumat itu terakhir ada pentas ekskul. Masing-masing ekskul ada 12 itu akan menampilkan ekskulnya. Kemudian siswa-siswi nanti diharapkan memilih sesuai bakat dan minat yang mereka miliki,” ujarnya seperti dilansir dari Kompas TV.
Pada tahun 2025, SMK SMTI menerima 380 siswa baru dari total 3.707 pendaftar. Salah seorang siswi baru asal Sekadau, Panisa Ismi Ramadani, mengaku antusias. “Karena saya tertarik dengan SMTI, kebetulan abang saya alumni di sini juga. Pastinya deg-degan karena lingkungan baru, teman baru, sekolah baru juga, tapi alhamdulillah ketemu teman-teman yang asik,” tuturnya.
Baca juga: Apakah boleh MPLS Hanya Dilakukan 3 Hari?
MA Mujahidin Fokus pada Kampanye Anti-Perundungan
Berbeda dengan SMK SMTI, Madrasah Aliah (MA) Mujahidin menggelar Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) selama dua hari. Fokus utama kegiatan ini adalah sosialisasi untuk menghentikan perundungan (bullying) dengan menghadirkan narasumber dari Kanwil Kemenkumham Kalbar.
“Ada materi dari Kemenkumham itu adalah tentang bullying. Alhamdulillah kami di madrasah di sini, dengan adanya tim pendidikan agama, tentang bullying hampir-hampir 80% anaknya alhamdulillah (terhindar),” ungkap perwakilan MA Mujahidin. Pihak sekolah meyakini bahwa pondasi agama yang kuat menjadi benteng utama bagi siswa untuk menghindari perilaku perundungan.
Dilaporkan, pada tahun ini MA Mujahidin masih menerima siswa baru dan telah tercatat ada tujuh siswa baru yang menempati dua ruang belajar.