• Menu MBG Harus Bervariasi Hindari Inflasi
  • Diversifikasi Menu MBG Jaga Harga Pangan
  • Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id
  • Inflasi Mengintai? Menu MBG Wajib Berubah!
  • MBG Andalkan Menu Lokal, Inflasi Terkendali
  • Menu MBG Itu-Itu Saja? Inflasi Bisa Meroket!
  • Artikel Berita:

    Abcmarathinews.com – Badan Gizi Nasional (BGN) menekankan pentingnya variasi menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi di berbagai daerah. Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, dalam sebuah rapat koordinasi terkait pengendalian inflasi daerah, menyusul adanya kenaikan harga pada sejumlah bahan pokok yang sering digunakan dalam menu MBG.

    Ketersediaan bahan baku untuk MBG mulai mengalami tekanan, terutama pada kelompok sayuran dan sumber protein hewani yang menjadi andalan para tenaga gizi di Sentra Pemberian Pangan Gizi (SPPG). Kondisi ini memicu kekhawatiran akan potensi inflasi jika tidak segera diatasi.

    "Harga wortel melonjak tajam, dari Rp12-14 ribu menjadi Rp23-25 ribu per kilogram. Telur dan ayam potong juga mengalami kenaikan," ungkap Nanik, menyoroti dampak dari penggunaan bahan baku yang kurang beragam.

    Menurut Nanik, salah satu penyebab kenaikan harga adalah pola penggunaan bahan baku yang monoton. Para tenaga gizi SPPG cenderung memilih bahan yang sama setiap hari karena alasan keamanan pangan, terutama setelah beberapa insiden yang terjadi di lapangan. Akibatnya, permintaan terhadap komoditas tertentu meningkat drastis, memicu kenaikan harga.

    BGN menilai bahwa diversifikasi menu adalah solusi utama untuk menghindari penumpukan permintaan pada komoditas tertentu. Dengan 15.211 SPPG terverifikasi dan 13.953 SPPG operasional yang melayani sekitar 43 juta penerima manfaat, dampak dari penggunaan bahan baku yang seragam sangat signifikan terhadap pergerakan harga pangan.

    Sebagai langkah konkret, Nanik mengimbau para ahli gizi SPPG untuk segera memperluas pilihan bahan baku dalam menyusun menu harian. Diversifikasi ini juga akan membantu petani, peternak, dan UMKM lokal dalam memasarkan produk mereka.

    "Saya sudah meminta agar SPPG menggunakan kentang sebagai pengganti karbohidrat sementara waktu. Tujuannya agar harga kentang terangkat dan serapan lokal meningkat," jelasnya, mencontohkan salah satu upaya diversifikasi yang dapat dilakukan.

    Nanik juga mengungkapkan bahwa pasar mulai menunjukkan tanda-tanda gejolak pasokan, termasuk sulitnya menemukan buah-buahan di beberapa pasar induk. Kondisi ini semakin memperkuat urgensi diversifikasi agar SPPG tidak bergantung pada satu atau dua jenis komoditas tertentu.

    "Buncis, kacang panjang, wortel, dan pakcoy sudah mulai naik harganya. Diversifikasi ini penting untuk menyeimbangkan kembali permintaan," tegasnya.

    Kebijakan penggunaan bahan baku oleh SPPG akan terus disesuaikan dengan kondisi pasar secara dinamis. "Mana harga yang turun akan kita instruksikan untuk digunakan. Mana yang naik akan kita kurangi. Diversifikasi adalah kunci agar MBG tetap berjalan tanpa menekan pasar," pungkas Nanik.

    Follow Us

    Klik untuk Ikuti kami di Google News

    Terkait

    Terkini